RSUD Ciamis Habiskan Dana 2 M Lebih Untuk Pembelian Darah Buat Pasien

CIAMIS – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ciamis mengalokasikan anggaran sebesar Rp3.027.281.500,00 untuk pembiayaan layanan transfusi darah, pemeriksaan laboratorium dan hemodialisa (HD), serta biaya penguburan bagi pasien tidak dikenal.

Direktur RSUD Ciamis, dr. Bayu Yudiawan, menjelaskan bahwa porsi terbesar dari anggaran tersebut digunakan untuk kebutuhan transfusi darah, yang mencapai sekitar Rp260 juta per bulan.

“Kalau dijumlahkan, kebutuhan darah di RSUD Ciamis rata-rata lebih dari 600 labu setiap bulan. Biaya untuk itu paling besar karena harga per labu darah bisa mencapai Rp490 ribu, tergantung jenis dan pengolahannya,” ujar dr. Bayu saat ditemui di Ciamis, Senin (4/11/2025).

Menurutnya, kebutuhan darah pasien kerap melebihi batas yang ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Misalnya, satu pasien dengan kondisi kritis atau melahirkan bisa membutuhkan 6 hingga 10 labu darah, sementara BPJS hanya menanggung sebagian.

“Kalau pasien membutuhkan tambahan darah di luar yang ditanggung BPJS, rumah sakit yang menutup kekurangannya. Pasien BPJS tidak boleh dibebani biaya tambahan, jadi rumah sakit yang menanggung,” jelasnya.

Kerja sama penyediaan darah ini dilakukan antara RSUD Ciamis dan Palang Merah Indonesia (PMI) di beberapa daerah seperti Ciamis, Banjar, dan Tasikmalaya. Bahkan, untuk jenis darah tertentu seperti trombosit atau plasma darah untuk pasien DBD, pihak rumah sakit kerap harus mencari ke beberapa PMI di luar daerah karena stok terbatas.

“Darah itu ada beberapa jenis — ada darah utuh, plasma, dan trombosit. Untuk pasien DBD, misalnya, dibutuhkan trombosit murni yang harganya lebih tinggi karena proses pengolahannya lebih kompleks,” terang dr. Bayu.

Selain transfusi darah, RSUD Ciamis juga mengalokasikan sekitar Rp27 juta untuk biaya pemeriksaan laboratorium dan layanan hemodialisa (cuci darah). Layanan ini disebut menjadi kebutuhan dasar bagi pasien kronis yang jumlahnya terus meningkat.

“Pasien cuci darah terus bertambah, dan kami perlu mengantisipasi kebutuhan pemeriksaan laboratorium serta bahan medis habis pakai yang tidak semuanya ditanggung oleh BPJS,” ujarnya.

Adapun untuk biaya pemulasaraan dan penguburan pasien tidak dikenal, RSUD Ciamis menyiapkan dana sekitar Rp1 juta per tahun. Meski jumlahnya kecil, kegiatan tersebut merupakan bagian dari tanggung jawab sosial rumah sakit terhadap masyarakat.

seluruh penggunaan anggaran telah terekam dalam sistem akuntansi dan aplikasi keuangan resmi, serta diaudit secara berkala.

“Semua sudah terverifikasi dan diaudit. Kami berupaya menjaga transparansi karena ini menyangkut layanan dasar kesehatan masyarakat,” tegasnya.R

SUD Ciamis berencana memperkuat sistem Bank Darah Rumah Sakit (BDRS) agar ketersediaan darah bisa dijaga tanpa bergantung sepenuhnya pada PMI.

“Bank darah ini penting untuk keadaan darurat, agar layanan transfusi bisa lebih cepat dan efisien,” ujar dr. Bayu. No ratings yet.

Nilai Kualitas Konten