Sudi Telaumbanua : Saya Menggugat Cristian Zebua Karena Merasa Terzolimi

Berita Gunungsitoli – Terkait pernyataan Cristian Zebua (Purn TNI-AD) disalah satu grup media sosial Whatsapp yang menyebut bahwa atas rasa kemanusiaan bersedia memberi ganti rugi kepada Sudirman Telaumbanua, namun ditolak dan dianggap memeras, Kata Sudirman Telaumbanua, saya tidak pernah meminta uang kepada Cristian.

Berikut cuplikan komentar Cristian pada grup whatsapp tersebut. “Hehehe….ini lagu lama.

Saya dari dulu tdk mau respon ini, biar lah hukum yg menentukan, tapi secara singkat saya sampaikan memang ada tanah saya kurang lebih 1 ha dipuncak onozitoli, 5 thn lalu saya ingin bangun dan sudirman telaumbanu ( penggugat) ini kerja dg pemborong an Bpk Salmi yg mengerjakan tanah saya tsb. Saya dg sukarela membuat jalan aspal dari jalan besar masuk ke area tanah saya melalui rumah-rumah sekitarnya dan mereka sangat berterima kasih krn jalan itu menjadi jalan umum.

Badan jalan milik saya sempit sehingga saya ingin perlebar 1m dikiri dan 1m dikanan dan saya ganti rugi, khusus Sudirman Telaumbanua  didepan rumahnya ada ukuran lebar 1m sepanjang 10m menyatakan pada pemborong ditempat ia kerja (bpk Salmi) bahwa tanah tsb tdk usah diganti rugi krn jalan tsb juga saya gunakan, hanya saja klu saya mau bangun rumah mhn dibantu. Pemborong (Pak salmi) di tempat Sudirman Telaumbanua  bekerja, menerima maksud baik ybs dan jalan tsb dikerjakan sendiri oleh si Sudirman Telaumbanua  bersama pekerja lain, lalu dimana letak penyerobotannya ?

Saya ada rasa kemanusiaan pada beberapa thn lalu krn kasihan lihatnya selama ini usahanya dirumah itu tempat hiburan dg perempuan2 dari seberang yg perlu didalami oleh aparat, dan siap ganti rugi 5 jt per meter atau jumlah rp 50 jt,  padahal kepada yg lain saya ganti rugi 250rb/m,  tapi ybs memeras dg harga yg tdk masuk akal dimulai sejak saya mencalonkan diri jadi caleg DPR RI sehingga saya sangat senang bila ditempuh jalur hukum, biarlah hukum yg menyelesaikan….TYM”. Tulis Cristian diwhatshapp grup.

Menurut Sudirman, pernyataan Cristian tersebut sangat tidak mendasar, begini penjelasannya.

“Pada saat sebelum mulai dikerjakan tembok penahan dan gorong-gorong didepan rumah saya, Cristian yang lewat depan rumah saya dengan berjalan kaki menuju lahan miliknya dipuncak Onozitoli, saya berbicara langsung dengan Cristian dan menanyakan bagaimana rumah saya nantinya jika posisi jalan ini sejajar dengan atap rumah saya dan dimana akses jalan menuju rumah saya. Kata Cristian saat itu kepada saya ‘Tenang saja dek, aman tu… Nanti rumahmu kita sejajarkan dengan jalan, sambil dianya berjalan menuju lahan miliknya’. Pada saat itu saya tetap keberatan dan belum mengiakan apa yang dikatakan Cristian.

Pada waktu mulai dikerjakan pembangunan tembok penahan dan gorong-gorong tepat depan rumah saya, saya langsung melarang pemborong (Salmi), Karena saya tau dampaknya saya tidak akan bisa masuk membawa kendaraan saya keteras rumah. Lalu pemborong menyatakan kepada saya jika setelah selesai nanti pembangunan jalan ini rumah saya akan disejajarkan dengan jalan yang terbangun setinggi kurang lebih 2 meter, kalimat itu sesuai juga yang dikatakan Cristian pada saya sebelumnya. Sehingga, atas pernyataan mereka tersebut kepada saya, pihak pemborong pun memasang tapak gajah sebanyak 3 buah didepan dan 3 buah dibagian belakang rumah saya. Saat itu saya pun berpikir jika yang dikatakan kepada saya oleh Cristian dan Salmi itu benar-benar akan menyejajarkan rumah saya dengan jalan yang telah mereka bangun. Akan tetapi, setelah selesai dipasang tapak gajah dan pengaspalan jalan serta gorong-gorong, ternyata ditinggalkan begitu saja hingga saat ini (fisik dapat dilihat).

Setelah itu, saya dan istri saya datang kekediaman Cristian di Jalan Yos Sudarso Kota Gunungsitoli untuk menanyakan bagaimana janjinya kepada kami untuk menyejajarkan rumah kami dengan jalan. Namun, saat itu Cristian berkilah dengan mengatakan bahwa dianya tidak pernah menjanjikan hal tersebut.

Lalu dengan tanpa bosan, saya pun terus mendatangi kediaman Cristian, tetapi Cristian tidak pernah bisa saya temui karena kata adiknya,  Cristian diluar daerah.

Dijelaskan Sudirman, terkait dengan pernyataan Cristian yang menyebut bahwa Sudirman tidak pernah meminta ganti rugi karena jalan yang dibangun tersebut juga dipergunakan Sudirman serta dikerjakan sendiri oleh Sudirman bersama pekerja lainnya, dibantah tidak benar oleh Sudirman.

“Saya tidak pernah mengerjakan sendiri jalan yang dibangun sebagaimana dimaksud Cristian dalam pernyataannya. Saya waktu itu dipercaya oleh Salmi untuk menjaga alat beratnya yang berada dipuncak, dan saya juga tidak pernah menyatakan kepada Salmi agar jangan diganti rugi lagi tanah saya yang ikut terbangun serta saya tidak pernah mengatakan ketika saya hendak membangun rumah saya agar dibantu. Kemudian tuduhan kepada saya oleh Cristian bahwa memeras terus menerus, itu juga tidak benar. Sebab saya tidak pernah meminta uang kepada Cristian, tetapi Cristian sendiri menawarkan kepada saya senilai 50 juta melalui Salmi. Saya pun tidak mau menerima, karena jika saya sejajarkan rumah saya dengan jalan sesuai rencana awal maka setelah saya hitung biayanya lebih dari yang ditawarkan Cristian. Sehingga, sampai sekarang posisi rumah saya seperti berada dibawah jurang. Bila hujan deras turun rumah saya pun seperti kolam musiman (banjir) sehingga kerap anak-anak saya menderita penyakit dan alat-alat rumah tangga saya pun ikut rusak. Maka karena persoalan ini tidak menemui penyelesaian ditingkat kekeluargaan saya pun menempuh jalur hukum sebagai panglima tertinggi dalam penegakkan keadilan yang seadil-adilnya” ujar Sudirman kepada wartawan (22/5) di Gunungsitoli.(Af lase) No ratings yet.

Nilai Kualitas Konten

Komentar