Pandeglang.Banten (BN) – Pelayanan kesehatan di Kabupaten Pandeglang ternyata masih menjadi momok menakutkan bagi masyarakat. Meski peningkatan pelayanan kesehatan masuk program prioritas, namun sebagian masyarakat masih mengeluhkan akses kesehatan. Hal itu dialami warga Kampung Lewi Buled, Desa Lewi Balang, Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang, Jumhadi, yang harus mengeluarkan biaya hingga Rp 1 juta untuk menggunakan mobil ambulans dari Puskesmas Cadasari sampai ke rumahnya di Kecamatan Cikeusik.
Rekan Jumhadi, Ahmad Yani menjelaskan, sahabatnya itu mengalami kecelakaan di depan Puskesmas Cadasari menuju Kantor Badan Pembangunan Pemberdayaan Masyarakat Desa (BPPMD) Provinsi Banten. Rekannya itu, kata dia, sempat dirawat di puskesmas tersebut. “Namun saat dibawa pulang, merasa keberatan dengan bayaran yang disampaikan oleh pihak puskesmas. Kami dipinta biaya ambulans mencapai Rp 1 juta, kemudian ditawar hanya turun Rp 800.000. Kami merasa kaget karena mahalnya gak ketulungan,” ucap Yani saat ditemui di lokasi, Senin (5/12/2016).
Dia sangat menyayangkan biaya yang disebutkan pihak puskesmas karena sangat mahal dan tidak bisa dinego. Padahal, kata dia, kondisi pasien dalam keadaan darurat dan harus segera dibawa ke ahli tulang karena mengalami patah kaki. Dia juga mempertanyakan aturan yang dipakai untuk tarif ambulans.
Sementara Kepala Puskesmas Cadasari, Joko Suryanto membantah biaya ambulans di puskesmasnya mencapai Rp 1 juta. Namun, dia akan memeriksa terlebih dulu. “Karena biaya ambulans itu sudah ada Perda. “Kalau ada yang kaya gitu, komplen saja dan jangan mau,” katanya. Sesuai Perda, kata dia, hitungannya adalah jarak dikali bahan bakar. Setelah itu, ditambahkan Rp 25.000. “Entar saya cek dulu dan akan saya tanyakan langsung ke orangnya, kalau ada yang begitu lagi jangan mau pak, karena itu oknum saja,” tutur Joko. (Juf)
Komentar