Ketika Hujan yang Menjadi Awal Kisah Cinta

Manusia adalah mahkuk sosial, yang membutuhkan interaksi satu sama lain yang saling membutuhkan.Manusia tidak bisa lepas dari namanya bersosialisasi,berteman bahkan bersahabat dengan orang lain. Dengan persahabatan maka hidup seseorang akan menjadi lebih bewarna, indah juga bermakna. Tidak jarang pula, dari persahabatan kemudian timbullah bibit-bibit rasa cinta lebih dari sekedar persahabatan yang saling perhatian dan mengasihi. Namun, tidak jarang pula hal ini menjadi masalahyang sangat mengkhawatirkan bagi yang mengalaminya.Seperti novel Hujankarya terbaru Tere Liye yang menceritakan tentang persahabatan, perpisahan dan kisah cinta sebagai tema dalam buku tersebut.
Awal cerita bermula ketika seorang gadis muda bernama Lail, yang ingin melupakan hujan. Sebenarnya Lail selalu suka hujan. Dalam hidupnya seluruh kejadian sedih, bahagia, dan penting terjadi saat hujan (halaman 47). Peristiwa paling penting dalam hidupnya terjadi pada tanggal 21 Mei 2042 ketika hujan turun.
Ketika itu Lail akan berangkat sekolah dan ibunya akan berangkat bekerja bersama dengan mengendarai kereta api yang kala itu lebih canggih dan bernama kapsul. Namun bencana alam yang menurut profesor kala itu sebagai obat paling ampuh menghampiri bumi. Gunung purba meletus dengan skala 8 VEI, melebihi dahsyatnya ketika Gunung Tambora dan Gunung Krakatau meletus. Maka, sudah jelas akan ada banyak korban dalam bencana sekaligus obat ampuh bagi virus bertambahnya jumlah manusia (halaman 18).
Kota dengan landmark central parktempat ia tinggal turut porak poranda akibat peristiwa tersebut. Lail yang kala itu baru berusia 13 tahun mendadak sebatang kara di tinggal kedua orang tuanya. Namun takdir mengantarkannya pada sosok pemuda bernama Esok, yang menyelamatkannya dari lorong keretabawah tanah yang hampir runtuh. Esok menemani Lail melewati masa sulit, menghiburnya, mengurus semua keperluannya dari makanan hingga selimut yang tebal.(halaman 56).
Di pengungsian ini mereka berdua akhirnya akrab, beberapa kali Lail dibonceng oleh Esok memakai sepeda angin ke taman kota. Intinya mereka sering menghabiskan waktu berdua, akrab sebagai kakak dan adik, ketika berada di pengungsian. Hingga satu tahun, akhirnya mereka harus berpisah, karena pengungsian akan ditutup oleh pemerintah. Bagi anak-anak yang tidak mempunyai rumah akan ditampung di panti sosial, sedangkan orang dewasa akan dipindah ke rumah susun, dan orang tua serta penderita sakit menahun yang tidak memiliki keluarga dan rumah akan dibawa ke panti khusus (halaman 73).
Mulanya Lail tidak tahu perasaan cinta karena masih anak-anak. Perasaannya mulai berkembang setelah dewasa. Di sisi lain letusan gunung berapi mulai berdampak hari demi hari yang dilalui Lail dengan suhu dingin akibat miliaran emisi gas sulfur dioksida.
Para pemimpin negara telah mengadakan KTT. Keputusannya dilakukan intervensi lapisan stratosfer untuk melenyapkan miliaran ton emisi gas tersebut. Akibat terburuk intervensi baru dapat dilihat tahun-tahun berikutnya. Yang paling buruk kepunahan manusia.
Sebelum intervensi memburuk, Lail tinggal di panti sosial terpisah jauh dari Esokyang telah diangkat anak oleh wali kota. Lail remaja mulai cemburu mengetahui Esok tinggal bersama putri wali kota yang cantik jelita. Tahun demi tahun berlalu, Esok semakin sulit ditemui semenjak itu.
Pertemuan dapat dihitung dengan jari. Terkadang hanya sekali setahun Lail bertemu dengan Esok. Demi mengusir kerinduannya kepada Esok, Lail mulai menyibukkan diri di organisasi relawan untuk mengusir banyak pikiran-pikiran negatif Esok(halaman 116). Namun Lail tidak bisa berhenti memikirkan Esok. Lail ingin tahu apakah Esok mencintainya.
Masalah semakin meruncing karena Lail mengira Esok lebih memilih putri wali kota. Lail merasa tidak tahan lagidengan apa yang telah Esok lakukan dengan pergi meninggalkanya tanpa pamit. Meski Maryam—sahabat barunya di panti sosial—berulang kali mengingatkannya bahwa bagian terbaik dari jatuh cinta adalah perasaan itu sendiri, bukan memiliki (halaman 256), tetapi Lail sudah bulat untuk melupakan semua kenangan bersama Esok.
Lail yang sepekan lagi akan menginjak usia 21 lalu mendatangi pusat terapi saraf untuk memodifikasi ingatannya. Ketika paramedis telah siap menghapus memorinya, pada detik-detik terakhir Lail memilih untuk memeluk erat-erat semua yang dialami meski menyakitkan (halaman 317). Lail pun kembali dipertemukan dengan Esok pada akhir cerita, lengkap dengan seluruh kenangan indah yang terpeta jelas dipikiran.Esok dan Lail memutuskan untuk menikah meskipun di tengah musim kemarau yang sangat mematikan yang akan melanda bumi.“ Bukan melupakan yang jadi masalahnya. Tapi menerima. Barang siapa yang menerima, maka dia akan melupakan, hidup bahagia. Tapi jika dia tidak bisa menerima, dia tidak akan pernah bisa melupakan” (halaman 318)
Novel berseting waktu tahun 2042 saat teknologi sudah sangat berkembang dengan cepat semakin maju dan canggih seperti adanya alat penghapus memori. Pembacaakan merasakesedihan dan amarah yang ada di dalam cerita buku ini. Pembaca diajak berimajinasi tentang bumi di masa depan. Selamat membaca !
Peresensi Achmad Baitur Rochim, mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Universitas Muhammadiyah Malang.

Daftar Referensi : Judul : Hujan
Penulis : Tere Liye
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit :Oktober,2016
Jumlah Halaman : 320 halaman
ISBN : 978-602-03-2478-4

No ratings yet.

Nilai Kualitas Konten

Komentar