Lima Soko Guru Stabilitas Dunia

Artikel68 Dilihat

Oleh KH. Moersjied Qorie Indra.

Pertama,_ Ilmu Ulama. Dengan ilmunya Ulama yang ikhlas dan Istiqamah, mampu memberikan pencerahan kepada umat manusia untuk memakmurkan dunia agar meraih kehidupan sejahtera dan bahagia dunia akhirat.
Dalam kaitan ini, Imam Al-Gazali mengingatkan bahwa ada dua model Ulama, yaitu Ulama dunia dan Ulama akhirat. Ulama dunia adalah mereka yang memperalat dan meneksploitasi agama demi kepentingan dunia. Orientasi mereka adalah semata materi, kekayaan, kedudukan, jabatan untuk kepentingan pribadi belaka. Bahkan jadi alat penguasa. Memberikan fatwa sesuai kepentingan dan pesan Penguasa. Yang halal bisa diharamkan dan yang haram bisa dihalalkan.

Sementara Ulama akhirat, menjadikan dunia demi kepentingan akhirat. Mereka hidup sederhana dan bersahaja, berusaha dan berjuang agar manusia hidup berkah, bermanfaat semata-mata mencari Ridha Allah SWT.

Banyak kisah Ulama yang ikhlas dan istiqamah tidak silau dunia, materi dan kekuasaan. Bahkan Imam Abu Hanifah, Imam Syafi’i, Imam Hambali tidak mau merunduk-runduk kepada Khalifah dan menolak jabatan yang ditawarkan sehingga mereka dihukum sampai di penjara. Syekh Abdul Qadir Jilani sendiri dengan berani menegur Penguasa yang salah bukan justru menjilat dan takluk kepada kemauan Penguasa. Ulama hakiki adalah pewaris Nabi. Ulama yang hanya takut kepada Allah semata.

_Kedua,_ Pemimpin yang adil. Dia gunakan jabatan dan kekuasaan dengan adil, amanah dan jujur demi kepentingan rakyat atau masyarakat. Menegakkan hukum tanpa pandang bulu, tidak diskriminatif. Tidak tumpul ke atas tajam ke bawah . Kena di mata dipicingkan, kena di perut dikempiskan.

Betapa selamat dan bahagianya Pemimpin yang adil seperti dilansir sebuah Hadis bahwa Do’a Pemimpin adil akan diijabah. Dan di Padang Mahsyar, dia menjadi salah seorang dari tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan dan perlindungan dari sambaran panas membakar yang maha dahsyat. Pemimpin yang adil pasti cinta dan memuliakan dan melindungi Ulama. Sebaliknya, sungguh celaka dunia akhirat seorang Pemimpin yang zalim, khianat, penipu, pembohong, dan munafik. Pemimpin anti Ulama, benci dan mengintimidasi Ulama. Masya Allah!

_Ketiga,_ Orang kaya yang pemurah. Kekayaan yang dimiliki tidak hanya untuk diri sendiri, memonopoli, tamak, serakah, rakus. Pamer kemewahan dan gaya hidup hedonis yang dapat menimbulkan kecemburuan sosial yang endingnya akan terjadi konflik sosial. Namun justru senang berbagi (filontrafi) kepada kaum fakir miskin yang sangat membutuhkan untuk hajat hidup sehari-hari yang amat mendesak, seperti sekolah, berobat dan lain-lain. Juga untuk pembangunan masjid, pesantren, rumah sakit dan sebagainya. Al-Qur’an mengingatkan agar kekayaan tidak hanya beredar dan dinikmati oleh orang kaya belaka.

_Keempat,_ Pedagang yang amanah. Mereka berdagang dan berbisnis dengan jujur sesuai aturan, norma, regulasi dan tradisi yang berlaku. Tidak melakukan praktik yang dapat merugikan orang lain. Tidak semata-mata hanya meraup keuntungan dengan penipuan, monopoli dan lain-lain yang amat tidak terpuji dan tidak berkah. Rasulullah sendiri sebelumnya dikenal sebagai pedagang yang jujur dan transparan.

_Kelima,_ Do’a kaum fuqara’. Hati-hati dengan do’a orang susah dan terzalimi. Do’a mereka yang tidak ditolak dan diijabah Allah.
Maka Rasulullah SAW sangat peduli kepada orang susah, ekonomi lemah dan termarjinalkan. Karena hakikatnya, kamu akan mendapat pertolongan dari mereka. Maka hendaklah manusia senantiasa memperhatikan dan memberikan pertolongan kepada mereka yang mengalami kesulitan hidup. Tidak menyia-nyiakan mereka dan tentu meminta do’a dari mereka agar diberikan kebahagiaan dunia akhirat.

Klimaksnya, ketika lima Anasir tersebut menjelma, berkolaborasi dan bersinergi secara harmonis, maka akan terwujudlah kehidupan yang stabil, makmur sejahtera dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Semoga!

Salam Al-Faqir,
_Moersjied Qorie Indra_
(Direktur Qur’an Center Bintaro)
2 Jumadil Ula 1447 H/24 Oktober 2025 M No ratings yet.

Nilai Kualitas Konten