Pangandaran – Banjir yang kembali melanda Desa Bojongkondang, Kecamatan Langkaplancar, Kabupaten Pangandaran dalam beberapa hari terakhir diduga kuat berkaitan dengan kondisi hutan lindung yang semakin rusak.
Salah satu tokoh masyarakat setempat, Mang Oni, mengungkapkan bahwa setiap kali hujan deras turun, wilayah mereka kini selalu disergap banjir dengan intensitas yang makin parah. “Belakangan ini hujan sedikit saja sudah mengakibatkan banjir besar. Ini tidak pernah terjadi separah sekarang,” ujarnya, Minggu (16/11/2025).
Menurutnya, selain banjir, longsoran tanah juga mulai sering terjadi. Kerusakan itu bahkan berdampak pada akses jalan warga yang sempat terputus. Situasi paling mengkhawatirkan berada di wilayah Dusun Galunggung, tepatnya di daerah yang dikenal sebagai Cimande Langkaplancar.
Mang Oni menyayangkan kondisi hutan lindung yang berada di bawah pengelolaan Perhutani semakin gundul, hingga warga yang tidak mengetahui apa-apa justru menjadi korban. “Hutan yang rusak itu akhirnya membuat desa kami menanggung akibatnya,” tambahnya.
Ia mendorong pemerintah, terutama Gubernur Jawa Barat H. Dedi Mulyadi (Bapa Aing), untuk segera turun tangan meninjau lokasi dan mengambil langkah nyata dalam menangani persoalan tersebut. Menurutnya, penanganan cepat sangat dibutuhkan untuk mencegah kerusakan dan bencana yang lebih besar.
“Jika terus dibiarkan, banjir dan longsor akan semakin sering terjadi saat musim hujan. Lalu saat kemarau, kami terancam kekeringan karena mata air hilang,” tegasnya.
Di akhir pesannya, Mang Oni mengajak warga Langkaplancar untuk ikut menjaga hutan dan mencegah terjadinya perambahan liar. “Ini tanggung jawab kita bersama. Jangan sampai hutan habis karena ulah segelintir orang,” pungkasnya.
( Upi )








