Proyek Irigasi Inpres di Paledah Disorot: Transparansi Gelap, Kualitas Dipertanyakan

Berita Daerah111 Dilihat

PANGANDARAN – Harapan besar petani Paledah terhadap pembangunan saluran irigasi sekunder melalui Program Instruksi Presiden (Inpres) justru dibayangi tanda tanya besar. Alih-alih membawa solusi untuk ketahanan pangan, proyek yang berlokasi di Desa Paledah, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran ini kini menuai kritik tajam dari warga.

Pantauan di lapangan membuka kejanggalan serius. Tak ada papan informasi proyek yang lazimnya menjadi kewajiban agar publik tahu nilai anggaran, sumber dana, hingga kontraktor pelaksana. Lebih parah lagi, di lokasi pun tidak terlihat pengawas maupun penanggung jawab resmi. Kondisi ini membuat warga curiga ada sesuatu yang sengaja ditutupi.

Kekhawatiran warga kian beralasan setelah beredar video pekerja yang mencampur semen dan pasir dengan komposisi 1:8. Campuran itu dianggap terlalu lemah dan tidak sesuai standar konstruksi irigasi.

“Kalau semen cuma satu sak dicampur delapan pasir, itu mah rapuh banget. Paling sebentar juga jebol kalau hujan deras,” ungkap seorang warga, Sabtu (20/9/2025).

Selain mutu material, ketiadaan papan proyek pun disorot keras. Warga menilai hal itu sebagai bentuk ketertutupan informasi yang mencederai hak publik.

“Ini pakai uang negara. Masyarakat berhak tahu siapa yang tanggung jawab dan bagaimana kualitasnya,” tegas warga lainnya.

Warga mendesak Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy dan instansi terkait tidak tinggal diam. Pengawasan harus diperketat agar proyek benar-benar memberi manfaat bagi petani, bukan sekadar bangunan asal jadi yang cepat rusak.

Proyek irigasi sekunder ini sejatinya digadang-gadang sebagai penopang ketahanan pangan nasional. Namun, tanpa transparansi dan mutu pekerjaan yang terjaga, masyarakat khawatir hasilnya hanya akan menjadi **proyek seremonial** yang gagal menjawab kebutuhan nyata petani Paledah.

(Upi) 2/5 (1)

Nilai Kualitas Konten