Korban Longsor Banaran Dikejutkan Kedatangan Kakek Tua Kayuh Sepeda Ontel Demi Serahkan Bingkisan

Ponorogo Baraknews.com – Sungguh di luar dugaan bagi warga di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Rabu (12/4) sekitar pukul 14.30 WIB siang menjelang sore. Pasalnya warga yang kebanyakan para  pengungsi korban tanah longsor yang berada di rumah Kepala Desa Banaran, Sarnu kedatangan tamu istimewa.

Tamu tak diundang itu cukup mengagetkan warga dan para relawan di lokasi bencana longsor Desa Banaran. Dialah Mbah  Aris Widodo, laki-laki 77 tahun asal Desa Krajan, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan. Ia mengaku melakukan perjalanan dari Pacitan ke Ponorogo hampir sehari naik sepeda gunung.

TAK KENAL LELAH : Mbah Aris Widodo, warga Kabupaten Pacitan mengayuh sepeda ontel ke lokasi tanah longsor Desa Banaran, Pulung, Ponorogo, Rabu (12/4) lalu. (FOTO : MUH NURCHOLIS)

Ternyata Mbah Aris datang khusus ke lokasi longsor Desa Banaran, ingin menyampaikan rasa duka cita atas musibah tanah longsor Banaran yang menelan 28 korban jiwa, 4 jenazah diketemukan dan 24 lainnya masih terkubur hingga Jum’at (14/4) sore.

Terlihat, Mbah Aris menaiki sepeda tuanya, cukup semangat walaupun kadang harus naik turun tanjakan sesuai geografis Desa Banaran dan Kecamatan Pulung yang berada di lereng peginungan.

Mbah Aris mengaku kaget kabar duka yang dialami warga Banaran. “Saya ikut prihatin atas musibah ini,” ujar Mbah Aris Widodo. Dia mengaku senang bersepeda sejak ia berumur 9 tahun. Dahulu Aris beberapa kali mengalami kecelakaan ketika naik kendaraan umum seperti bus. Saat itulah ia memutuskan untuk bersepeda. Sepeda yang ia naiki hingga ke lokasi tanah longsor Desa Banaran saat ini telah berumur 24 tahun.

Yang membuat orang kaget adalah pengalamannya naik sepeda menjelajah dunia. Mbah Aris mengaku bersepeda pun tak tanggung-tanggung. Ayah dari dua anak tersebut telah melakukan perjalanan dari Sabang hingga Merauke selama tiga tahun.

Dan Mbah Aris  pun sering menjelajah dunia dengan bersepeda. Seperti ke Singapura, Malaysia, Kuala Lumpur, Thailand, Laos, dan Vietnam. Ia pun mengaku telah lima kali memperpanjang passport miliknya.

Perjalanan terakhirnya ia tempuh dari Pacitan hingga ke Bumi Blambangan tahun 2016 silam untuk menaklukkan tanjakan ‘Neraka’ menuju gunung Ijen. Dan kini misi sosialnya dengan sepeda ontelnya, Mbah Aris sampai ke rumah pengungsian korban longsor di rumah Kepala Desa Banaran, Sarnu.

Menurut Mbah Aris berkeliling ke pelosok negeri hingga dunia adalah hakikat sebuah kehidupan. Bahwa hidup tak hanya berarti tinggal di satu tempat.

Khusus ke lokasi Desa Banaran ini, Mbah Aris ingin bersilaturahmi sekaligus bertemu dengan saudara yang terkena musibah tanah longsoran. “Kami ingin melihat dan menyampaikan duka cita sekaligus menyampaikan sedikit bingkisan buat saudara sesama umat di Banaran ini,” tukasnya. (MUH NURCHOLIS) No ratings yet.

Nilai Kualitas Konten

Komentar