Labuan Bajo NTT – Suara masyarakat sabtu 26 november 2016, tentang krisis sarana air bersih yang berkepanjangan di kota labuan bajo kususnya untuk masyarakat daerah pesisir pantai di mulai dari kampung ujung kemudian kampung cempa dan sekitarnya yang sampai saat ini juga masyarakat pesisir labuan bajo belum merasa puas dikarenakan sarana air bersih selalu macet,,” ujarnya masyarakat
Sampai saat ini juga masyarakat masih menggunakan air tangki dan masyarakat tidak bisa memastikan apakah air tangki yang mereka gunakan adalah sumber datangnya dari air bersih atau tidak, maksud kami air yang masih bisa untuk di minum atau tidak dan masyarakat selama ini taunya hanya membeli dengan harga air tangki yang cukup mahal Rp. 130.000 ( seratus tiga puluh ribu rupiah ) per satu mobil tangki dan harga air tangki tersebut sangat menguntungkan bagi sipenjual
Dan selama penggunaan air tangki tersebut oleh masyarakat hanya di pakai untuk mencuci pakaian dan untuk mandi itupun hanya bisa bertahan selama 2-3 hari kedepan per satu buah rumah, baik itu untuk kebutuhan rumah tangga, kos-kosan, penginapan maupun perhotelan juga masih menggunakan air tangki,namun siapa yang tak tahu,kalau wilayah kota labuan bajo merupakan pintu masuk utama bagi wisatawan asing maupun lokal yang selama ini mereka jadikan tempat persinggahan,sangat di sayangkan salah satu daerah pariwisata yang begitu indah dengan panorama alam dan penghasilan daerah yang begitu memuaskan belum lagi anggaran untuk pembangunan air minum 10 miliar yang mengalir setiap tahunnya dan entah kemana arahnya,” ujarnya masyarakat
Akan tetapi pemerintah daerah belum juga bisa memperlancar sarana air bersih seperti air PAM, maka dari itu masyarakat menghimbau agar pemerintah daerah bisa sesegerah mungkin untuk memperhatikan mengklarafikasi dan meninjau kembali,kare na jika terus menerus masyarakat masih menggunakan air tangki di kewatirkan akan menjadi dampak buruk bagi kesehatan masyarakat maupun wisatawan karna tidak bisa menggunakan atau menikmati sarana air bersih seperti air PAM ujar masyarakat. (Saiful)
Komentar