KABUPATEN DOMPU NTB – Pernahkah anda membayangkan sekolah di daerah terpencil ? Jauh dari gemerlap kota, minim fasilitas yang serba menyenangkan. Itulah potret kehidupan warga di desa terpencil seperti di Desa Sori Nomo Kecamatan Pekat Kabupaten Dompu Nusa Tenggara Barat yang berada tepat di bawah Gunung Tambora.
Setiap hari siswa di desa ini berjalan kaki dua hingga empat kilometer dari rumah menuju sekolah mereka ataupun sebaliknya. Maklum saja, umumnya warga desa ini banyak yang tinggal di kebun, sebagian tinggal di pusat perkampungan.
Untuk menuju Desa Sori Nomo harus berhenti di persimpangan tiga setelah Desa Doro Peti Pekat. Itu jika mengakses Tambora dari arah Kecamatan Kempo Kabupaten Dompu. setelah itu harus menuju jalan rusak sekitar lima kilometer.
Siswa Madrasah Ibtidaiyah Sori Nomo, Muhammad Ulul Azmi mengaku bahagia meskipun setiap hari berjalan kaki hingga beberapa kilometer setiap hari. Setiap hari ia selalu masuk sekolah. “Nggak ada capek,kan sekolah,” katanya.
Bukan saja Muhammad Ulul Azmi yang bahagia bisa bersekolah, sejumlah teman-temannya juga berupaya datang ke sekolah setiap hari. “Kalau nggak sekolah nanti ketinggalan pelajaran,” timpa Heriya, siswa lain MI Sori Nomo.
Sejumlah siswa ini mengaku setelah pulang sekolah terkadang membantu orangtuanya di kebun. Gurat senang terpancar dari wajah para siswa ini. Itu setidaknya juga dirasakan Ahmad Sugianto, Lianti, Heriya, sejumlah siswa lain.
Menurut salah satu guru di SMPN Pekat, Ahmad. Desa Sori Nomo adalah merupakan desa terpencil dan umumnya didominasi warga trans dari Pulau Lombok. Sebagian kecilnya berasal dari sejumlah wilayah di Kabupaten Bima. Siswa jalan kaki hingga beberapa kilometer merupakan hal lumrah bagi warga setempat.
“Kalau dulu malah nggak ada listrik, tapi sekarang bersyukur sudah masuk listrik. Walaupun kadang persoalan lainnya siswa di sini kadang nggak masuk sekolah, kadang cepat pulangnya,” ujarnya. (Abd.Rahim)
Komentar