Cerita Dari Muktamar X PPP : Antara Fakta Dan Dusta

Artikel19 Dilihat

Oleh Moersjied Qorie Indra.
(Pimpinan Majelis Syari’ah DPP PPP Periode lalu. Peserta Muktamar ke X).

Luar biasa!
Begitu Plt. Ketua Umum PPP, Mardiono memasuki Gelanggang Muktamar X PPP 27-29 September 2025 di Mercure Hotel Ancol, suasana menjadi riuh dan gaduh. Bak koor meluncur teriakan-teriakan Turun Turun, Yang Gagal Turun, Ketua Baru Ketua Baru, Pembaharuan Pembaharuan, terus menerus membahana bersahut-sahutan. Di sudut lain terdengar pula suara seolah ragu dari segelintir orang pro Margono, Lanjutkan! Dampaknya Acara Pembukaan jadi tertunda.

Teriakan anti Mardiono hanya berhenti sejenak ketika kumandang bacaan Al-Qur’an dan Pembacaan Do’a. Aneh bin ajaib, hatta lantunan Salawat pun seolah tak berpengaruh, kecuali menambah spirit Muktamirin meneriakkan anti Mardiono. Mirisnya, saat Plt mau menyampaikan Sambutan, pekikan anti Mardiono semakin menjadi-jadi. Beberapa kali pula Sambutan Plt terhenti. Kemudian begitu dia turun dari Mimbar, para Muktamirin merangsek maju dan mencoba menghalangi Plt yang mau meninggalkan Arena Muktamar.

Itulah nuansa dan kondisi obyektif, ekspresi sekaligus akumulasi dari rasa kecewa, sakit hati dan putus asa Muktamirin, tentu pula Ulama PPP sebagai panutan atas kepemimpinan, wabil khusus kegagalan Mardiono yang menjadi penyebab utama sehingga untuk pertama kalinya sepanjang sejarah tiga belas kali ikut Pemilu, PPP, partai Islam warisan Ulama tersingkir dari Senayan. Sungguh naif, aib, pilu dan malu bercampur aduk menjadi satu.

Tapi Mardiono seperti tidak merasa berdosa, bahkan tidak pula merasa bersalah samasekali, lebih dari itu lari dari tanggung jawab. Justru yang menambah sakit hati, luka dan perihnya warga PPP, dengan entengnya dia menimpakan kesalahan itu kepada kader PPP. Mustinya dia bersikap ksatria, legowo, rendah hati dan berjiwa besar. Bak kata orang bijak : _”Tidak ada prajurit yang bersalah. Yang bersalah itu Komandan”_

Dahsyatnya, dia ngotot, ngoyo, sangat percaya diri dan menghalalkansegala cara (sangat bertentangan dengan prinsip perjuangan PPP, Amar Makruf Nahi Munkar) untuk menjadi Ketua Umum PPP. Padahal berdasarkan info yang sahih, _Mardiono sudah diminta mundur oleh Istana,_ tapi dia menolak. Klimaksnya, membuat Ulama dan Muktamirin berakal sehat, begitu solid dan satu sikap : _*”ABM (Asal Bukan Mardiono)”*_

Kalo katanya ada ribut-ribut itu terjadi di luar Area Muktamar. Bisa jadi sengaja dilakukan oleh penyusup agar Muktamar kacau, chaos. Akhirnya deadlock dan _Status Quo,_ sehingga Mardiono cs tetap sebagai Plt, karena secara kalkulasi _tidak mungkin menang_ dalam Pemilihan Ketua Umum DPP PPP, baik Aklamasi maupun Voting setelah melihat kondisi obyektif kuatnya aspirasi Muktamirin yang menginginkan Ketua Umum Baru.

Terkait fenomena tersebut, dapat dikemukakan kronologi dan beberapa fakta yang sebenarnya, berdasarkan proses yang berlangsung di persidangan Muktamar :

1.Tidak betul Mardiono terpilih, apalagi aklamasi. Sidang2 Muktamar X PPP masih berlangsung hingga 22.30 WIB. Agenda Muktamar baru selesai Sidang Paripurna IV. Sejak habis maghrib, setelah dilalui Sidang Paripurna I (Tata Tertib dan Jadwal), SidPur II (Laporan Pertanggungjawaban DPP), SidPur III (Pemandangan Umum DPW), dan selesai SidPur IV (Jawaban DPP atas Pemandangan Umum DPW.
Pemandangan Umum DPW dilakukan berbasis zona, seluruh ketua DPW setiap pulau maju ke depan. (Ada videonya). Untuk diketahui LPJ DPP PPP 2020-2025 di bawah Plt Mardiono : DITOLAK

2.Karena itu, setelah saya mengkorfirmasi kepada Ketua Majelis Pertimbangan DPP, Romahurmzy,bersama Ketua Majelis Syariah KH Mustofa Aqil, Ketua Majelis Pertimbangan dan seluruh ketua DPW dan DPC se Indonesia yang masih terus menjalankan persidangan, menyatakan bahwa adanya berita sekitar pukul 21.22 WIB yang menyebutkan bahwa Mardiono terpilih secara aklamasi adalah PALSU, KLAIM SEPIHAK, TIDAK BERTANGGUNG JAWAB, dan merupakan UPAYA MEMECAH BELAH Partai Persatuan Pembangunan.
3.Sementara itu, persidangan masih terus berjalan sesuai dengan rancangan jadwal dan materi yang diedarkan oleh Panitia Muktamar X di bawah Mardiono.

4.Karena itu Ketua Majelis Pertimbangan DPP PPP meminta kepada media agar melakukan cek n ricek atas pemberitaan yang dibuat.

5.Bahwa klaim Mardiono dan kroninya, terpilih secara Aklamasi, dilakukan di luar sidang Muktamar yang resmi dan legal. Hal itu setelah Pimpinan Sidang Amir Uskara yang memaksakan diri (otoriter) keluar meninggalkan sidang, karena ditolak oleh Muktamirin.

6.Adalah TIDAK MASUK AKAL dan MENYALAHI aturan organisasi apapun, bahwa sidang paripurna I langsung menetapkan terpilihnya Ketua Umum. Jelas-jelas pada saat pidato di arena pembukaan, Mardiono diteriaki “Yang Gagal Mundur” dan “Perubahan” dari seluruh penjuru forum arena ruang sidang. Tidaklah masuk akal, hawa penolakan yang begitu besar atas kepemimpinan Mardiono justru berakhir dengan terpilihnya Mardiono secara aklamasi.

Karenanya kepada media-media yang memberitakan karena memdapatkan paket iklan tertentu dari Mardiono, agar menulis kembali beritanya dengan seksama.

7.Setelah melalui proses sesuai syarat dan ketentuan yang berlaku, sidang Paripurna VIII akhirnya memutuskan secara Aklamasi : _Bapak Agus Suparmanto_ sebagai Ketua Umum DPP PPP Masa Bakti 2025-2030.

Alhamdulillah.Terimakasih.
Salam :
_Moersjied Qorie Indra_
(Pimpinan Majelis Syari’ah DPP PPP) No ratings yet.

Nilai Kualitas Konten