Sengketa yang Dipolitisasi: Antara RI–Malaysia atau Oposisi vs Anwar Ibrahim?

Artikel14 Dilihat

MS.Tjik.NG

*Bismillahurrahmanirrahim*

Pendahuluan

Indonesia-Malaysia negara serumun , tetangga (jiran), diikat oleh rasa ke-Melayu -an yang kokoh. Hampir tak ada bedanya dalam konteks Agama dan budaya, ada kesamaan yang sulit untuk dibedakan, cuma logat dan dialek bahasa Melayu Semenanjung Malaysia saja lebih kental.

Tak ada masalah yang krusial dan alasan signifikan untuk Indonesia vs Malaysia bersengketa. Hubungan kedua negara akhir-akhir ini tampak lebih mesra.

Hubungan bilateral Indonesia dan Malaysia kembali menjadi sorotan publik, bukan karena insiden nyata di lapangan, melainkan karena narasi konflik yang dihembuskan oleh oposisi politik di Malaysia.

Dalam berbagai media dan pernyataan elite oposisi, muncul tudingan bahwa Perdana Menteri Anwar Ibrahim terlalu lunak terhadap Indonesia, terutama terkait isu-isu maritim dan perlindungan tenaga kerja migran.

Pertanyaannya: apakah ini benar-benar sengketa antarnegara, atau hanya sengketa internal politik Malaysia yang dipoles sebagai isu internasional?

1.Hubungan Indonesia–Malaysia: Stabil meski Penuh Dinamika

Sejak era konfrontasi 1963–1966, hubungan Indonesia dan Malaysia telah berkembang secara pragmatis. Meski beberapa sengketa tetap eksis, seperti perbatasan laut di Ambalat dan isu pekerja migran, kedua negara memilih jalur diplomatik dan bilateral.

Bahkan, pertemuan Presiden Prabowo Subianto dan PM Anwar pada Juli 2025 menunjukkan komitmen kuat untuk menjaga stabilitas dan kerja sama regional.

2.Ketegangan yang Ditiupkan Oposisi

Beberapa figur oposisi di Malaysia menuding bahwa pemerintah terlalu “akomodatif” terhadap Indonesia. Isu seperti:

Insiden kekerasan terhadap tenaga kerja Indonesia,

Sengketa maritim di Ambalat,

Pengaruh ekonomi Indonesia dalam sektor perdagangan Malaysia,
dijadikan bahan kampanye untuk melemahkan kredibilitas Anwar di mata rakyat Malaysia.

Namun, tudingan ini tidak disertai bukti konflik nyata atau eskalasi diplomatik. Justru sebaliknya, saluran komunikasi kedua negara tetap terbuka dan intensif.

3.Retorika Politik vs Realitas Diplomatik

Klaim sengketa itu lebih tepat disebut sebagai bagian dari strategi politisasi oleh oposisi yang tengah mencari celah untuk mendiskreditkan pemerintahan.

Dalam politik Malaysia, memainkan isu nasionalisme kerap dijadikan cara populis untuk menarik simpati, terutama menjelang pemilu atau di tengah tekanan domestik seperti inflasi, ketimpangan ekonomi, dan isu keadilan sosial.

Anwar Ibrahim dalam beberapa pidatonya bahkan menegaskan bahwa relasi RI–Malaysia adalah “pilar stabilitas kawasan ASEAN”, dan menyerukan agar isu ini tidak dipolitisasi secara sempit oleh lawan politik.

4.Mengapa Indonesia Perlu Waspada tapi Tenang

Bagi Indonesia, penting untuk menyikapi dengan tenang dan diplomatis setiap isu yang muncul dari Malaysia. Mengingat isu ini bukan berasal dari tindakan resmi negara, melainkan dari aktor oposisi, maka pendekatan yang proporsional lebih bermanfaat.

Namun, pemerintah RI tetap perlu waspada terhadap potensi penggiringan opini publik yang bisa mempengaruhi sentimen warga kedua negara.

5.Media Sosial dan Amplifikasi Narasi Konflik

Media sosial juga memainkan peran besar dalam menyebarkan narasi konflik, baik oleh akun-akun politik di Malaysia maupun kelompok ekstrem nasionalis di Indonesia. Narasi seperti “Malaysia meremehkan Indonesia”, atau sebaliknya, seringkali viral tanpa konteks yang utuh, menciptakan kesan seolah-olah kedua negara sedang berada di ambang krisis diplomatik.

_Kesimpulan_

Konflik yang disuarakan belakangan ini antara Indonesia dan Malaysia sejatinya bukanlah konflik nyata antarnegara, melainkan konflik internal politik Malaysia yang diekspresikan melalui retorika hubungan luar negeri. Oposisi di Malaysia memanfaatkan isu RI sebagai alat untuk menyerang pemerintah, bukan sebagai respon terhadap kebijakan RI.

Indonesia perlu membedakan antara kebijakan negara sahabat dan manuver oposisi, serta menjaga relasi bilateral melalui jalur diplomatik dan komunikasi yang aktif. Di era informasi ini, narasi bisa menjadi senjata, tapi juga bisa diredam dengan kejelasan dan kedewasaan dalam menyikapi isu.

والله اعلم بالصواب

C06082025,Tabik🙏

Referensi

Antara News. (2025). Anwar Ibrahim Minta Oposisi Tidak Politisasi Hubungan RI–Malaysia.

Channel News Asia. (2025). Indonesia, Malaysia to deepen ties amid regional tensions.

Reuters. (2025). Thousands rally in Malaysia to call for PM Anwar’s resignation.

The Sun Daily. (2025). Malaysia reaffirms diplomatic approach to maritime disputes.

AA Turkey. (2025). Indonesia, Malaysia set $30B trade target.

The Jakarta Post. (2025). Indonesia–Malaysia strengthen ties amid global tensions.

Reddit /r/Malaysia & /r/Indonesia (2025). Public discourse and sentiment analysis. No ratings yet.

Nilai Kualitas Konten