MS.Tjik.NG
*Bismillahirrahmanirrahim*
Rasa penasaran itu telah lama terpendam dan ingin tahu lebih mendalam tentang QS. Alfatihah khususnya pada ayat nomor 4.
Qur”an Surat Al-Fatihah ayat no. 4 pernah saya tanyakan kepada Guru, Dosen dan para Ustadz sekira tahun 1980-an namun apa daya jawabannya tidak memuaskan
Jawabannya masih menyisahkan ruang hampa, belum dapat diterima sepenuhnya. Karena hampir semua jawaban bersifat harfiah tidak menyentuh akar substansi yang terkandung pada ayat no.4 tersebut
Sebagai orang yang bodoh dan masih sangat dangkal pengetahuan nya, saya tidak malu dan tidak bosan untuk terus bertanya dan mendapat jawaban yang logik dan rasional, saya yakin bahwa wahyu menghargai Akal, (Afala Ta’kilun. Afala Tatafakkarun ) antara keduanya memang ada batas, jarak namun tembus pandang
Teringat pribahasa “malu makan perut lapar, malu bertanya sesat di jalan” kedua rasa malu tersebut tidak perlu dipertahankan. Terus saja bertanya dan berlajar, Alhamdulillah saya merasa telah menemukan yang saya cari tersebut.
Namun demikian, saya tak pantas untuk mengklaim kebenaran dari pemahaman saya yang dangkal tentang QS. Al-Fatihah ayat no. 4. Karena “kebenaran sejati hanya milik Allah SWT”
*Dua pendekatan*
Terkait QS.Al-Fatihah ayat ke 4, *(اياك نعبد واياك نستعين )* artinya ” Hanya kepada engkaulah kami menyembah, dan hanya kepada engkaulah kami mohon pertolongan”. setidaknya ada dua pendekatan:
Pertama : Pendekatan Ilmu gramatikal Arab yakni Ilmu Nahwu dan Shorof
Pertanyaan ini muncul ketika sholat sendirian tidak berjema’ah. Sementara lafadz ayat yang kita baca “Na’budu” sebagai kata ganti jamak (plural) bukan A’budu dengan ungkapan lafadz mufrad (tunggal). Karena sholat sendiri maka lafadznya A’budu (Aku menyembah/beribadah) dan Asta’in “استعين” (Aku memohon pertongan).
Jawabnya, meskipun kita melaksanakan sholat sendirian tetap wajib membacanya dengan lafadz “Na’budu” bukan “A’budu” dan “Nasta’in” bukan Asta’in” Karena kita Kitab suci Al-Qur’an tidak boleh dirubah atau diganti
Dalam hal ini mengisyaratkan kepada umat Islam, penting dan afdhalnya Sholat berjema’ah dalam Islam
Kita tahu sholat berjema’ah lebih utama dari daripada shalat sendirian. Seperti Hadits Rasulullah SAW : “Shalat berjama’ah lebih utama daripad Shalat sendirian dengan 27 derajat”. ( HR.Bukhori dan Muslim).
Terkait ayat no. 4 ini para Ulama dan Ahli bahasa Arab sepakat bahwa:
Dalam sholat, baik sendiri maupun berjemaah, tetap wajib menggunakan kata “Na’budu ( نعبد )، karena : Ayat tersebut Wahyu Allah yang harus dibaca dengan tepat dan tidak boleh dirubah
Kata “Na’budu” juga dapat diartikan sebagai “Aku menyembah bersama seluruh makhluk” atau “Aku menyembah sebagai bagian dari umat” sehingga tetap sesuai dengan konteks sholat sendirian
*Imam Syafi’i dan Imam Ahmad bin Hanbal*
Imam Syafi’i dan Imam Ahmad berpendapat : Bahwa kata “Na’budu” (نعبد) dapat digunakan dalam sholat sendirian karena mengandung makna “Aku menyembah bersama-sama dengan orang lain, dalam hati”
-000-
Ayat ke-4 pada Surat Al-Fatihah, adalah berbunyi, yaitu :
*”إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ”*
“Hanya kepada Engkaulah kami menyembah, dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.”
Sedangkan tafsir ayat “إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ” menurut para ahli tafsir adalah :
*Mengakui bahwa hanya Allah saja yang layak disembah dan diminta pertolongan.
*Serta menyatakan ketergantungan total kepada Allah dalam semua urusan
Setiap kali kita melaksanakan Shalat 5 kali sehari semalam berarti total 17 kali membaca Surat Al-Fatihah.
*Tubuh Manusia*
Bawa tubuh manusia merupakan rumah bagi beragam jenis mikroorganisme, seperti bakteri, virus, jamur dan parasit. Mikroorganisme ini hidup di berbagai bagian tubuh, seperti kulit, mulut, saluran pencernaan dan pernapasan.
~ Jumlah mikroorganisme : Diperkirakan, bahwa tubuh manusia mengandung sekura 39 triliun mikroorgansme
~ Jenis mikroorganisme, terdapat ribuan spesies mikroorganisme yang berbeda dan hidup di tubuh manusia termasuk virus, parasit, jamur dan bakteri
~ Peran mikriorganisme: Peran mikroorganisme ini berbeda-beda sesuai tupoksinya; membantu oencernaan makanan , menghasilkan vitamin, mekidungi tubuh dari patogen dan mengatur sistem imun
Tubuh manusia dewasa di dalamnya memuat atau terdapat sekira 37,2 triliun sel. Ini menurut (Riset dari Annals of Human Biology, 2013). Tubuh kita juga dibuni oleh sekira 39 triliun bakteri
Belum lagi fakta lainnya bahwa tubuh manusia memilki 600 otot, 206 tulang belulang, sekira 78 organ dan 42 kelenjer boleh jadi angka itu bisa terlampaui, jika lebih teliti lagi menghitung jumlah jaringan dan kelenjar akan membikin kita kagum terperangah, Subhanallah 33x
Jadi tubuh kita ini semacam kondominium yang memiliki ribuan kamar tempat para makhluk-makhluk Allah yang indekos dalam tubuh kita, mereka terdiri dari :Virus jinak, horman, enzim, berjuta sel , triliunan bakteri, protein hidup dan lain sebagainya, merekapun beraktivitas di dalam tubuh kita, sesuai dengan tupoksinya.
Maka momen seorang Muslim sedang melakukan Sholat dan membaca lafadz “Iyyaka Na’budu wa iyyaka nasta’in” hakikatnya “dia” lagi memang tidak sendirian
Bertriliyun makhluk hidup dalam tubuh turut bersama kemana pun kita pergi dan apapun yang kita kerjakan, mereka tetap setia bersama raga kita
Maka substansinya dari Sholatnya seorang Muslim meskipun dalam kesendirian (tidak berjamah) faktanya membawa serta seluruh komunitas makhluk hidup yang mangkal dalam tubuh manusia
Ketika kita takbir mereka pun bertabir, ketika kita ruku’ mereka ikut ruku’ begitu juga ketika kita sujud mereka pasti ikut sujud. Subhanallah, Allahu Akbar.
والله اعلم بالصواب
C270425,Tabik 🙏