MS.Tjik.NG_
(Koord.Pengajian Daulat Rakyat)_
*_Bismillahirrahmanirrahim_*
_Pada tahun 1948, Indonesia sedang menghadapi masa-masa sulit dalam perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan_
_Belanda yang tidak ingin kehilangan koloninya di Indonesia melakukan agresi militer kedua, yang menyebabkan banyak wilayah Indonesia jatuh ke tangan Belanda_
*_Tujuan Agresi Militer Belanda II_*
_Setidaknya ada tiga tujuan, yaitu:_
_1- Untuk menghancurkan status Indonesia sebagai negara kesatuan_.
_2- Untuk menguasai Yogyakarta sebagai Ibu Kota Negara pada saat itu_.
_3- Untuk menangkap pemimpin Indonesia_.
_Dalam kondisi sekarat tersebut, muncul Pemerintahan Darurat di Sumatera Barat yang menjadi simbol perlawanan dan keteguhan bangsa Indonesia_
_-000-_
_Mengapa Bukittinggi dijadikan sebagai pusat pemerintahan sementara (darurat), atau dikenal dengan sebutan Pemerintahan Darurat Rdpublik Indonesia (PDRI)_
_Karena Daerah Sumatera Barat (Bukittinggi) yang berada dibawah pemerintahan Hatta, serta dorongan oleh tokoh politik, nasionalis, agama dan pemuka masyarakat, makanya dijadikan sebagai pusat PDRI karena telah memiliki modal sosial dan politik untuk melawan Belanda sebagai daerah yang sangat “siap”_.
_Selain faktor kesiapan_
_terbentuknya PDRI di Bukit tinggi Sumatera Barat akibat adanya serangan Belanda ke Yogyakarta yang dikenal dengan sebutan Agresi Belanda II_
_Faktor “kesiapan” itulah Presiden memberikan mandat kepada Menteri Kemakmuran yang waktu itu dijabat oleh Mr.Syafruddin Prawiranegara, untuk membentuk pemerintahan darurat di Sumatera_
_Jika opsi pertama tidak sukses, artinya ikhtiar dan lobby Sjafruddin Prawiranegara gagal, maka opsi kedua, mandat akan diberikan kepada AA.Maramis untuk mendirikan pemerintahan dalam pengasingan di New Delhi, India_
*_Yogyakarta Lumpuh_*
_Agresi II oleh Belanda berakibat Yagyakarta Ibu kota Republik Indonesia saat itu jatuh ke tangan Belanda. Soekarno dan Hatta ditahan, mengebabkan terjadinya kekosongan kekuasaan di pemerintahan RI. Untuk menjaga keberlangsungan pemerintahan, Sjafruddin memimpin pembentukan PDRI. Rapat pembentukan PDRI dilaksanakan di Halaban, tidak jauh dari Payakumbuh Sumatera Barat pada tanggal 22 Desember 1948_
_Peserta atau anggota yang hadir pada acara rapat tersebut selain Mr.Sjafruddin Prawiranegara, hadir Teuku M.Hasan dan Sutan Mohammad Rasjid_
*_Peran penting PDRI dan Sumatera Barat_*
_PDRI berperan penting dalam mempertahankan eksistensi Republik Infonesia, meskipun pemerintahan pusat di Yogyakarta telah jatuh ke tangan Belanda_
_PDRI memimpin perlawanan bersama-sama masyarakat Sumatera Barat juga berperan aktif dalam mendukung PDRI baik secara moril maupun materiil untuk melawan terhadap agresi Belanda dan tetap berupaya menjaga semangat kemerdekaan di tengah kesulitan yang mencekam. Kedudukan dan pergerakan PDRI, yang berkedudukan di Bukittinggi, karena Belanda sudah meguasai Bukuttinggi, maka pemerintahan dijalankan secara berpindah-pindah di daerah pedalaman Sumatera Barat_
*_Legasi dan dampak PDRI_*
_PDRI telah meningglkan warisan yang berharga bagi bangsa Indonesia, yaitu:_
_2- Keteguhan dan Perlawanan: PDRI menunjukkan bahwa bangsa Indonesia memiliki keteguhan prinsip dan perlawanan kuat dalam menghadapi kesulitan_
_2- Pemerintahan yang efektif: PDRI menunjukkan bahwa pemerintahan darurat dapat berfungsi efektif dalam situasi darurat_
_3- Peran masyarakat : PDRI menunjukkan bahwa masyarakat dapat dapat berperan aktif dalam mendukung pemerintahan dan perjuangan bangsa_
*_Usia PDRI_*
_Pemerintahan Darurat Republik Indonesia yang berpusat di Bukittinggi Sumatera Barat, hanya berlangsung enam bulan yaitu tanggal 22 Desember 1948 hingga 13 Juli 1949_
_Penyerahan kekuasaan Ketika Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Hatta dibebaskan dari pengasingan dan kembali ke Jogyakarta. Setelah itu “PDRI menyerahkan kembali kekuasaan kepada pemerintahan pusat di Jogyakarta”. Dan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia dibubarkan_
*_Loyalitas yang teruji_*
_Terbentuknya PDRI di_ _Bukittinggi Sumatera Barat adalah sebuah pengorbanan dan perjuangan yang berat dan tidak main-main_
_Sementara “para pejuang” sudah sangat lelah nyaris tak berdaya, pasca proklamasi Kemdekaan Republik Indonesia, tanggal 17 Agustus 1945 sebagai puncak, titik kulminasi perjuangan, pertempuran pribumi yang telah meghabiskan waktu ratusan tahun_.
*_Kesetiaan PDRI kepada Soekarno-Hatta_*
_Ketulusan hati serta semangat membangun persatuan dan kesatuan untuk NKRI sesuatu realitas dan fakta historis yang mustahil dinafikan_
_Seandainya Belanda saat itu dengan segala kelicikan dan keberutalannya untuk membujuk dengan tipu dayanya agar PDRI mau berkolaborasi dengan Belanda bersatu melawan dan membelot terhadap pemerintahan yang berpusat di Yogyakarta, maka suasana menjadi semakin kacau dan amburadul, jauh dari kemenangan melawan Belanda pada Agresi Ii tersebut_
_Atau PDRI dibawah komando Mr Sjafruddin Prawiranegara itu, ngotot tidak mau menyerahkan legalitas kekuasaan yang telah dimandatkan kepada Mr. Sjafruddin Prawiranegara Pemerintahan dalam format Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) kepada Presiden Soekarno dan Wapres Mohammad Hatta di Yogyakarta, artinya PDRI terus dikibarkan berganti format menjadi Resmi Pemerintahan yang berkuasa pasca Agresi II berpusat di Bukittinggi bukan dari Jogyakarta, apa yang terjadi ?. Maka terjadi dualismu kekuasaan, boleh jadi Indonesia menjadi terbelah, tidak utuh lagi_
*_Ada cela untuk mencedrai perjuangan_*
_Seandainya Para kombatan , pejuang dan deklarator yang tangguh dan tulus tergabung dalam Kabinet PDRI, “tidak bersedia menyerahkan kembali mandat kekuasaan” yang telah diberikan oleh Presiden Soekarno tersebut kepada Mr.Sjafruddin Prawiranegara sebagai Panglima Perang, Kepala Pemerintahan PDRI itu kepada Presiden Soekarno di Yogyakarta, maka apa yang akan terjadi ? boleh jadi Indonesia menjadi kacau kembali, alias akan terjadi perang saudara_
_Alhamdulillah masalah krusial itu tidak pernah terjadi. Disini hebatnya kabinet PDRI yang solid dan setia kepada NKRI dan tokoh-tokoh nasional di ranah Minang Sumatera Barat saat itu. Kita patut bangga kepada para pejuang dan pahlawan kusuma bangsa, mereka tetap istikomah, tidak goyah dan tergoda, tetap bersatu demi keutuhan NKRI_
*_Belanda menyerah_*
_Belanda menyerah dan mengakui Kemerdekaan RI setelah Agresi Militer II, karena beberapa faktor, antara lain:_
_1- Perang Gerilya oleh TNI_
_2- Tekanan Internaional_
_3- Resolusi Dewan Keamanan PBB_
_4- Biaya Ekonomi dan Politik bagi Belanda_
_5- Perlawanan dengan berbagai bentuk, dari rakyat baik langsung maupun tidak langsung_
_Kemenangan diplomasi Indonesia setelah Agresi militer II akhirnya mengarah pada Konfrensi Meja Bundar (KMB) dan pengakuan Belanda atas Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 27 Desember 1949_.
_Belanda secara resmi mengakui kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 sebagai tanggal Kemerdekaan Indonesia_
_Jadi, faktanya dan realitas bahwa “Kemerdekaan Indonesia bukan hadiah dari Belanda atau Jepang, Kemerdekaan direbut melalui perjuangan panjang”_
_Untuk itulah kita generasi yang masih hidup dan telah menikmati keberkahan dari hasil perjuangan para pejuang dan para pahlawan yang telah mendahului kita, jangan lupa daratan, dan banyak-banyak bersyukur serta tidak lupa sejarah, sering kita dengar frasa populer disebut “Jasmerah”, jangan sekali-kali melupakan sejarah_.
والله اعلم بالصواب
_CO50525,Tabik🙏_